Saturday, July 08, 2006

TANTANGAN KEHIDUPAN ORANG PERCAYA

TANTANGAN KEHIDUPAN ORANG PERCAYA
(Matius 14 : 22 -33)

Selama kita hidup di dunia ini, tantangan kehidupan itu bermuculan terus-menerus. Saya yakin Anda merasakannya. “Tantangan” kehidupan adalah bahasa positip dari “Hambatan” kehidupan. Nah , jika tantangan ini selalu ada, bagaimana kita sebagai orang percaya menerobos nya. Apakah kita hanya membiarkan tantangan ini menyerang dan berlalu begitu saja?
Sebulan terakhir ini dunia digemparkan dengan berlangsungnya kompetisi Piala Dunia Sepak Bola 2006 di Berlin. Hal ini merupakan tantangan dari banyak orang. Para pecandu Sepak Bola di luar negeri tidak segan-segan begadang setiap malam demi melihat pertandingan tim favoritnya. Termasuk teman-teman yang berada di Indonesia. Saya yakin juga meja pertaruhan juga sangat ramai. Seorang penulis dari Holand - Belanda yang bernama Mang Ucup rela membotakkan kepalanya gara-gara tim kesayangannya Jerman kalah. Nah, dalam kondisi apapun, termasuk Sepak Bola ini, selalu saja ada tantangan dari pihak lawan. Menang atau kalah demikian pilihannya. Demikian juga peristiwa yang dialami oleh murid-murid Yesus saat ini.

Tidak seperti biasa, setelah Yesus melakukan mujizat memberi makan 5000 orang, Yesus tidak langsung pergi bersama murid-muriud-Nya. Ayat 22 mencatat Ia menyuruh murid-murid-Nya naik perahu mendahului-Nya. Sementara Yesus pergi menyendiri untuk berdoa, para murid ini menghadapi tantangan karena perahu mereka yang baru berjalan beberapa mil (Dalam bahasa Yunaninya dijelaskan jarak yang mereka tempuh 25 stadi,1 stadi 190 meter, jadi kurang lebih 5 Km) dihembus oleh angin sakal. sehingga perahu yang mereka tumpangi terombang-ambing. Dalam kondisi ketidaksanggupan dan bahaya ini, apa yang harus dilakukan? Mari kita coba pelajari dari konsep Alkitab ini. Ingat, bahwa kehidupan kita seperti “bola” yang bulat dan bergulir, menang dan kalah senantiasa menanti. Tetapi orang percaya memiliki taktik khusus menghadap tantangan ini. Mari kita lihat satu persatu

1. Believe

Secara fisik manusia, Yesus tidak bersama-sama mereka, karena terbatas ruang dan waktu. Namun murid-murid Yesus bukan orang asing terhadap masalah kelautan. Perahu, gelombang pasang, angin kencang dan badai merupakan “makanan” sehari-hari mereka, karena profesi awal meraka dahulu adalah nelayan. Sebagai nelayan tentu mereka sudah berpengalaman mengatasi kesulitan ini. Namun dalam kondisi capek , lelah ditambah angin sakal yang nampaknya sangat luar biasa ini, para nelayan ini tetap saja tidak berdaya.

Sebulan yang lalu saya diberitahukan oleh pihak percetakan bahwa salah satu buku yang saya tulis telah selesai dicetak. Kali ini memang saya mencoba mengajak beberapa teman-teman lama saya terlibat mendukung dalam hal dana. Namun setelah dikalkulasikan dananya, rupanya terdapat kekurangan yang cukup banyak, dan ini diluar perkiraan saya. Hal ini disebabkan karena harga bensin yang melonjak tinggi beberapa waktu lalu, sehingga mempengaruhi harga-harga lain, misalnya kertas, tinta cetak, apalagi biaya pengiriman.

Teman saya yang bagian mengurus kas lagi ke luar kota mengikuti konprensi. Hal yang membuat agak panik adalah, bagian percetakan mengatakan beliau butuh dana secepatnya, sementara teman saya yang lagi di luar kota itu belum membalas berita. Beberapa jam kemudian saya terima sms yang berbunyi bahwa, dana “di kas masih belum cukup”. Malam itu saya susah tidur, gelisah sekali. Saya berdoa Tuhan, jika Engkau berkenan, tolong bantu nich, toh ini bukan untuk kepentingan saya sendiri”

Hari itu Sabtu, saya harus menunggu hingga Senin baru teman saya itu pulang ke Jakarta. Sorenya beliau chek ulang lagi ke Bank, di sana terlihat ada sumbangan masuk dari salah seorang bekas anak remaja saya di Luar Negeri minggu lalu. Akhirnya jumlahnya bukan hanya mencukupi, malah masih ada lebih sedikit untuk persiapan penerbitan yang akan datang. Terus terang pada saat itu saya malu sekali pada Tuhan, saya juga malu pada Anda. Di mana iman saya? Ini pengalaman saya, artinya saya yang mengerti dan tahu, serta dalam kotbah sering mengajarkan mari kita percaya , beriman, Tuhan akan mencukupi, namun baru dalam kondisi ini saya panik. Apa bedanya saya dengan murid-murid Tuhan Yesus yang panik di perahu itu? Malam itu juga saya harus bertobat dan minta ampun pada Tuhan.

2. Attention
Para murid menyadari bahwa bahaya sedang menanti, sebab kalau yang mereka hadapi angin dan ombak biasa, maka mereka pasti dapat mengatasinya. Apalagi sekarang mereka rombongan di dalam satu perahu itu. Dalam kondisi demikian tentu hati menjadi kalut dan panik, tidak konsentrasi dan tidak fokus. Perrhatiannya bukan lagi bagaimana mengatasi masalah ini, namun muncul pemikiran dan khayalan baru. Apa yang bakal terjadi nanti. Padahal kejadian-kejadian itu belum ada sama sekali. Pada waktu itu kita secara tidak sadar menghadapi masalah bertubi-tubi, bahkan frustrasi.

Ay 26 mencatat, ketika murid-murid-Nya melihat Dia di atas air, mereka terkejut dna berseru “ Itu hantu, lalu mereka berteriak karena takut” Kita juga sering demikian, tatkala tantangan serasa berat datang, kita mulai terpikir masalah yang bukan-bukan. Itu sebabnya jikalau kita tidak berfokus memperhatikan Tuhan Yesus saja, maka kita bisa stress dan depresi. Sering kali mungkin karena kita sudah lama mengikut Tuhan, lalu kondisi kita masih biasa-biasa saja. Bahkan doa yang sudah lama dipanjatkan, namun tidak kunjung ada jawaban. Hati kita mulai pasrah, hati kita mulai suam –suam kukuh. Semangat kita mulai dingin. Biasanya membaca firman Tuhan setiap hari, sekarang tidak lagi. Biasanya berdoa sekarang tidak. Pada saat kita mengurangi kebiasasn baik ini, maka akan muncul kebiassan buruk. Itu sebab perlu hati-hati. Rasul Paulus mengatakan 1 Korintus 15:33 “Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik”.

3. Learn

Bertahun-tahun murid-murid Yesus mengikuti-Nya, namun rupanya hal ini tidak menjamin mereka memahami dan mengenal siapa Yesus itu sebenarnya. Padahal mereka baru saja menyaksikan peristiwa mujizat 5 roti dan 2 ikan yang telah mengenyangkan banyak orang. Orang banyak percaya bahwa Yesus itu Juruselamat. Tetapi kalau untuk menerimanya tunggu dulu. Mereka hanya Believe , belum menmuju ke taraf trust,. Mereka hanya percaya, namun belum dalam taraf mempercayakaan.
Kembali kepada Sepak bola tadi. Sautu hari seorang pemain sepak Bola Jerman yang Atheis sedang berbincang-bincang dengan seoarng pemain Italia yang sebelum bertanding selalu berdoa; bahkan pernah satu kali mengabarkan Injil ke pemain Atheis itu.
Pemain Atheis itu bertanya : “ Apakah di Sorga nanti ada pertan dingan Sepak Bola atau tidak ?”
Pemain Italia berpikir sejenak, kemudian dia memberi komentar “ Oh , ngak tahu ya, tetapi ngak apa-apa , nanti kalau saya sudah meninggal dan menuju ke Sorga, saya akan tanya pada maliakat”
Pemain Atheis : “Kalau Malaikatnya bilang di Surga tidak ada gimana?” Pemain Italia “ Oh, kalau begitu kamu yang tanya saja” Ini hanya cerita, tetapi poin saya bukan di Surga atau di Neraka itu ada Sepak bolanya atau tidak , namun percayakah kita bahwa kalau kita yang percaya Tuhan Yesus pasti masuk Sorga?
Murid-murid Yesus memperoleh pelajaran bahwa sesungguhnya Yesus itu bukan manusia biasa. Sekali lagi bukan karena Ia bisa berjalan di atas air. Sebab di Internet saya pernah baca bahwa di Las Vegas juga ada orang yang bisa berjalan di atas air; kemudian di India juga pernah ada. Murid-murid harus tahu bahwa Yesus tidak terbatas pada ruang dan waktu. Dia ada di segala tempat, dan Yesus sanggup mengalahkan segala-galanya termasuk di dalmnya bencana alam.
Manusia terbatas. Secanggih-canggihnya teknologi, manusia tetap kalah pada yang namanya bencana alam. Buktinya terjangan air Tsunami, Gempa, bahkan letusan Gunung Merapi tetap saja membuat manusia tidak berdaya. Sudah hampir sebulan lebih terjadi bencana banjir Lumpur di Jawa Timur. Tepatnya di kota Porong dan sekitar dan juga kota Tanggul Angin yang terkenal menjual tas-tas bermerek aspal (Asli tapi Palsu). Mengapa terjadi demikian? Menurut berita, sebuah perusahaan mengadakan pemboran minyak di sana, namun mereka salah perkiraan yang sehingga yang keluar bukan minyak tetapi Lumpur. Lumpurnya saat ini melebar menimbun rumah-rumah penduduk, bahkan menutup jalan tol Surabaya - Malang. Akibtanya jalan Tol harus ditutup. Kejadian ini telah berlangsung sebulan lebih. Manusia tidak berdaya bukan?

Oleh sebab itu tatkala murid-murid-Nya panik dan kalut, Yesus datang dan berkata pada mereka “ Tenanglah, Aku ini, Jangan takut” (Ayat 27) Kata yang dipakai di sini adalah “Ego Eimi”, yang berarti Akulah Dia (Yesaya 41 :4). Kata ini sering dipakai Yohanes sebagai tuntutan keilahian Tuhan. Namun dalam bagian ini Matius ingin menunjukkan bahwa Yesus itu seperti seorang Bapa yang memberikan penghiburan dan kekuatan kepada anak-anaknya. “Jangan takut nak, papa ada di sini lo”

4. Liability
Di dalam menghadapi tantangan hidup, sudah pasti ada resiko yang harus dihadapi. Itu sebabnya jangan lari dari resiko - kita harus bertanggung jawab. Tatkala Petrus melihat Yesus dari jauh, sesuai karakternya yang spontanitas itu maka ia meminta agar boleh datang kepada Yesus dengan berjalan di atas air. Matius 14 : 29 “ Yesus berkata “ Datanglah, Maka Petrus turun dari perhau dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus”
Sewaktu di perahu mereka merasa takut, herannya saat ini Petrus turun dari perahu, malah tidak ada perasaan takut. Semua ini menunjukkan bahwa Petrus percaya bahwa Yesus sungguh Allah , dan Dia adalah Allah yang perkasa yang dapat menyelesaikan segala perkaranya. 1 Korintus 10:13 Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.

Cara yang dilakukan Petrus adalah mempercayakan masalahnya kepada Yesus, karena Dia pasti akan membantu dan memberi kekuatan kepada kita menyelesaikan masalah itu. Orang percaya yang bertanggung jawab adalah orang percaya yang berani masuk dan menghadapi tantangan seperti ini.

“Berjalan di atas air bukan berarti lari dari persoalan” Sebab tatkala Petrus berjalan di atas air anginnya masih ada. Resikonya adalah, kalau di tengah perjalanan itu ia lengah, maka ia akan kalah. “ Matius 14 : 30 mencatat bahwa Petrrus tenggelam justru bukan pada saat berada di perahu dengan angin sakal itu, tetapi karena tiupan angin setelah keluar dari perahu. Ia tidak memusatkan perhatiannya pada Tuhan Yesus, maka ia harus bertanggung jawab terhap apa yang dilakukannya. Ia tenggelam.

Sama seperti para pemain Sepak Bola, tatkala mereka lengah, maka walaupun lawan di depan di atas kertas tidak termasuk perhitungan, tetap saja dapat mengalami kekalahan. Jadi tidak ada istilah mengganggap remeh.

Aya 31- dan seterusnya , menunjukkan bahwa Yesus, memanggil murid-muruid-Nya sebagai “mereka yang kurang percaya”, dan Ia berrtanya mengapa mereka bimbang? Melalui peristiwa ini, muncullah pengakuan dari murid-murid yang menyatakan bahwa “ Sesungguhnya Engkau Anak Allah”

Benar, sesunguhnya Yesus Anak Allah yang sanggup memberikan kepada kita kekuatan untuk menyelesaikan atau masalah yang ada dan menang. Asala saja fokus kepercayaan kita tetap tertuju kepada-Nya.

Melalui Tantangan Kehidupan Orang Percaya hari ini, kita belajar 4 hal yang penting,
Believe
Orang yang mempercayakan Hidupnya pada Tuhan Yesus, tidak pernah merasa ragu, walau besok akan ada ujian , ada tugas dan deadline kerja dan paper, hari ini dia masih sanggup melayani Tuhan
Attention
Fokus utama perhatiannya tertuju pada Yesus. Imannya tidak goyah, walaupun jam segini ada final antara Italia vs Prancis, ia tetap hadir ke gereja
Learn
Pelajaran bagi kita, bahwa kita bukan menyembah pada Yesus yang mati, tetapi kita menyembah Yesus yang berkuasa, dan tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Oleh sebab itu pengharapan kita kepada-Nya merupakan pengharapan yang pasti.
Liability
Ketika tantangan hadir did lam hikup kita, maka orang percaya bukan berusaha menghindari dan lari. Tetapi kita harus coba menghadapi. Resikonya sudah pasti ada, namun hasilnya melampaui resiko tersebut.
B. A. L . L …… Demam Sepak Bola membuat seseorang lupa bahwa besok mereka harus bekerja. Ada yang lupa besok harus ujian. Ini Merupakan tantangan bukan. Selama bola masih bulat , maka terbuka kemungkinan bagi siapa saja memenangkan pertandingan itu. Namun Bola bukan pengharapan kita yang sejati. Pengharapan yang sejati terletak pada Tuhan Yesus, ay 31 merupakan janji bagi mereka yang merasa bimbang dalam hidup ini. Mari kita bergerak maju menghadapi tantangan hidup ini. Segala kesulitan, kepahitan dan kekusutan akan hidup ini akan menjadi manis kalau Tuhan Yesus menyertai kita. Bahkan gelombang sakalpun akhirnya berhenti. Sekali lagi, orang Kristen yang berkualitas pasti dapat mengalahkan segala tantangan yang ada.

No comments: