Wednesday, November 01, 2006

IDE CEMERLANG YANG TIDAK TERDUGA

IDE CEMERLANG YANG TIDAK TERDUGA
Keluaran 18 : 1-27

Coba kita ingat kembali, pernahkah di dalam kehidupan kita dibanjiri persoalan yang bertubi-tubi sehingga kita merasa seakan-akan tidak ada jalan keluar? Kita pikir tidak ada lagi harapan, buntu, karena sudah cukup lama mentok di dalam masalah yang sama. Kebosanan mulai muncul. Keletihan kerja mulai terasa, semangatnyapun sudah menurun. Namun uniknya di saat-saat itu tiba-tiba muncul orang-orang yang tidak kita duga, kemudian dengan ide cemerlangnya membangunkan semangat kita kembali. Jika bukan rancangan Tuhan tentu hal seperti ini tidak akan terjadi.

Naaman pernah mengalami kasus seperti ini. Tatkala ia menghadapi penyakit kustanya, dan boleh dibilang tanpa pengharapan lagi. Tiba-tiba muncul pembantunya memberi usul. Yang menarik adalah Naaman tidak mengabaikan usul itu, walaupun yang menyampaikannya seorang pembantu. Demikian juga dengan Musa, tatakala ia menghadapi berbagai tekanan dan pergumulan memimpin umat Israel. bahkan emosinya juga sudah tidak terkendali. Maka tanpa diduga Alah memakai seseorang yang diluar perhitungannya untuk memberi penyelesaian terhadap persoalan yang sedang dihadapainya. Siapa sebenarnya sumber yang diluar dugaan itu?

Yitro, mertua Musa yang juga seorang imam dari Midian. Ia telah mendengar bagaimana Allah telah memimpin Musa sang menantunya dengan penuh keajaiban tatkala merka keluar dari tanah Mesir. Dan ketika bangsa Israel menuju negaranya, maka Yitro mengambil kesempatan mengantar putrinya Zipora dan cucunya mengunjungi Musa yang sebelumnya Musa memulangkannya untuk sementara ke tempat mertuanya. (lihat Kel 18 :1-7)

Jadi walaupun Yitro telah mendengar kabar tersebut, tetap saja Musa menceritakan kejadian tersebut (ayat 8). Apa yang disaksikan Musa justru membuat Yitro sangat bersuka-cita, sebab ternyata Tuhan menyelamatkan Musa dari tangan orang-orang Mesir. Cerita ini membuat diri Yitro bertobat. Demikianlah apa yang dikatakan Yitro “ Sekarang aku tahu, bahwa TUHAN lebih besar dari segala allah; sebab Ia telah menyelamatkan bangsa ini dari tangan orang Mesir, karena memang orang-orang ini telah bertindak angkuh terhadap mereka." (Ayat 11) Sebagai respon ucapan syukur Yitro kepada Tuhan ia mempersembahkan korban sembelihan bagi Allah. Lalu Harun dan semua tua-tua Israel diundang datang untuk makan bersama dihadapan Allah.

Permisi Tanya? Pernahkah kita merasakan sebagai suatu ucapan syukur atas keselamatan yang diberikan Tuhan? Pernahkah kita mengungkapkannya dengan mengembalikan berkat-berkat yang Tuhan berikan kepada kita? Kadang kita begitu “enjoy” dengan keadaan yang ada, sehingga kitapun lupa bahawa sesungguhnya kita perlu mengucap syukur dan memberikan yang terbaik kepada Tuhan. Selama ini kita menampung berkat yang dicurahkan, namun penyalurannya masih terhambat gara-gara kita tidak komitmen pada Tuhan. Hal ini tentu merupakan suatu tantangan bagi kita semua bukan? Sadarkah banyak sekali orang percaya yang tatkala waktu senggang lebih memikirkan untuk menyenangkan diri sendiri ketimbang Tuhan. Tatkala kalender merah, maka rencanapun menumpuk, mulai dari piknik di dalam bahkan di luar negeri; acapkali acara gereja dikorbankan. Antara Retreat dengan piknik ke luar negeri (Kapal Pesiar) otomatis yang lebih menarik adalah piknik. Namun pernahkah kita sebagai anak Tuhan memprioritaskan untuk Tuhan lebih utama? Kidapat mencobanya, asal minta pertolongan Tuhan.

Sebagai seorang mertua ternyata Yitro cukup memperhatikan menantunya yang saat itu sedang bertugas berat. Dari pengamatannya secara pribadi ternyata ia melihat bahwa tugas Musa itu sangat berat, apalagi ia harus mengerjakannya sendiri. Bayangkan saja, setiap hari Musa berhadapan dengan berbagai masalah yang timbul dari bangsa Israel. Satu persatu mereka datang untuk “konseling” pada Musa. Mulai dari masalah pribadi, keluarga dan masalah-masalah lainnya. (ayat 13-16) Dengan demikian bila menjelang malam Musa merasa sangat lelah, sementara itu mereka yang masih berdiri di dalam antrian pulang dengan kekecewaan dan frustrasi. Melihat keadaaan ini maka Yitro berkomentar demikian “ Tidak baik seperti yang kau lakukan itu, engkau akan menjadi sangat lelah. Baik engkau bangsa yang beserta engkau ini. Takkan engkau sanggup melakukannya sendiri. (Ayat 17-18)

Memang agak jangggal kelihatannya, sebab sejak mula tidak biasa kalau Musa mengerjakan sesuatu sendiri. Tatkala ia dipanggil Tuhan di semak belukar, ia mengaku tidak pandai berbicara, itu sebabnya Tuhan memberikan Harun sebagai pendampingnya. Namun herannya saat ini, ia menjalankan kerjanya sendiri. Melihat keadaan yang rumit ini maka Yitro memberikan saran dan ide yang cemerlang. Sungguh munculnya tidak terduga sama sekali.

Jaman sekarang sering kali orang yang lebih tua dianggap kuno, kolot tidak berteknologi dan sebagainya. Namun beda dengan Musa, ia mau belajar dari mertuanya, sebab ia tahu paling sedikit ada pelajaran yang berharga yang dapat diperolehnya. Coba kita lihat jurus cemerlang apa saja yang diajarkan Yitro kepada Musa?

1 .Musa harus menjadi penengah, antara Allah dan rakyat. Dengan demikian maka kehidupan Musa sendiri harus membawa prioritas kepada Tuhan. Dengan demikian ia boleh mengerti dengan jelas apa yang diinginkan-Nya.

2.Musa harus mengetahui Kehendak Alllah supaya penyampaiannya kepada rakyat Israel tidak salah

3. Musa harus mendelegasikan tanggung-jawabnya kebeberapa orang
Yitro menyerankan Musa mencari orang-orang yang cakap, takut akan Allah dan dapat dipercaya. Orang itu juga harus benci kepada pengejaran suap. Hanya merekalah yang boleh menjadi pemimpin ( 18 :21) Cara kerja yang disaran Yitro ini yang dipakai hingga hari ini oleh para ahli management dan juga organisasi-organisasi resmi. Pendelegasian tugas, sehingga menciptakan sinergi yang lebih besar.

Apa yang menjadi pelajaran kita hari ini?
Sebagai seorang percaya kita harus menentukan prioritas dalam hidup kita. Terlalu banyak tuntutan yang harus dijalankan dalam kehidupan orang percaya. Tanpa pertolongan Tuhan kita tidak sanggup menjalaninya. Makanya prioritaskan hidup kita agar senantiasa berjalan di dalam kehendak Tuhan. Ada empat syarat agar kita selalu menjadi prioritas kita :

1. Kita tidak boleh mengabaikan hubungan kita dengan Allah. Jadi demi menjaga agar hubungan kita semakin dewasa dihadapan Tuhan maka kita perlu pengalaman dengan Tuhan. Maka untuk mendapatkan pengalaman itu maka kita perlu sungguh-sungguh belajar firman Tuhan, setelah itu kita perlu juga mengalami hubungan yang intim dengan-Nya dengan demikian maka kita dapat menceritakan kepada orang lain.

2.Kita tidak boleh mengabaikan keluarga. Hubungan dengan Allah tidak boleh menggantikan hubungan kita dnegan orang-orang beriman sekitarnya terutama keluarga. Lihatlah Musa, di saat sibuk dengan segala tugas, ia masih sempat bertemu dengan isteri dan anak-anak dan juga dengan mertuanya. “Tetapi jika ada seorang yang tidak memelihara sanak saudaranya, apalagi seisi rumahnya. Orang itu murtad dan lebih buruk dari seorang beriman (1 Tim 5 :8)

3. Kita tidak boleh mengabaikan tanggung-jawab pekerjaan kita. Di dalam Kolose 3 : 23, 24 rasul Paulus mengatakan “Apapun yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kamu tahu bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan baguimu sebagai upah “ Jadi fokus memusatkan perhatian kepada segala tugas dengan penuh tanggung –jawab sangat penting. Membaca Alkitab, melayani Tuhan itu penting bagi orang percaya, namun kalau pada saat jam kerja Anda membaca Alkitab dan melayani Tuhan; maka Anda telah melalaikan tanggung jawab sebagai orang percaya di tempat kerja.

4. Tidak mengangap remeh siapapun, baik dia orang yang lebih muda, maupun yang lebih tua, mereka yang lebih lemah atau bawahan. Mungkin bagi banyak orang menganggap sang mertua itu orang kolot dan ketinggalan jaman, namun bagi Musa justru mertuanya sebagai sang penyelamat sebab idenya sangat cemerlang dan munculnya tanpa di duga. Jika tidak ada intervensi Tuhan, kita yakin semua ini tidak bakal terjadi.

Lihatlah Tuhan Yesus, ia tetap menghargai semua orang, termasuk orang yang berdosa bahkan mereka yang memusuhi-Nya. Lalu sebagai pengikut-Nya kita melakukan kesalahan yang besar bila kita menganggap remeh orang lain. Tuhan menciptakan semua manusia unik, mereka memiliki kelebihan tersendiri. Mari kita ambil kesempatan untuk melihat kelebihan orang lain, tinggalkan kebiasaan yang selalu menganggap rendah seseorang. Mana tahu, mungkin Anda saat ini yang akan dipakai Tuhan memberi ide cemerlang pada orang lain?

No comments: